Selasa, 23 Desember 2008

AKHIR TAHUN

Bulan Desember ini secara kebetulan merupakan akhir tahun dari 3 (tiga) Kalender,
yaitu Jawa, Masehi dan Hijriyah. Tahun baru kalender jawa yang bertepatan dengan kalender hijriyah jatuh pada tanggal 29 Desember 2008. Kalender jawa dimulai dari bulan Suro, kemudian berturut-turut Sapar, Mulud, Bakdo Mulut, Jumadi Awal, Jumadi Akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Syawal, Dulkangidah, Besar. Biasanya di Solo ataupun di Jogya awal tahun Jawa selalu diperingati dengan istilah Suronan. Dimana kalau di Solo secara tradisi ada peringatan malam satu suro, yaitu segala pusaka keraton mulai dikeluarkan untuk dimandikan, juga ada tradisi berkeliling istana Mangkunegaran 7 kali dimalam menjelang tanggal 1 Suro tersebut, kalau kalender jawa sebetulnya jam 6 sore sudah masuk tanggal baru, karena dihitung dari beredarnya bulan. Dahulu katika saya masih di Solo, sering saya mengikuti tradisi tersebut, yaitu mengelilingi Istana Mangkunegaran mengitarinya searah jarum jam (berbeda dengan tawaf di Masjidil Haram yang berlawanan dengan arah jarum jam), dan harus diam tidak boleh bercakap-cakap ketika melaksanakan ritual tradisi tersebut. Banyak yang percaya kalau kita bisa melakukan ritual tersebut kita akan mendapatkan berkah dari Sangyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun waktu itu saya dan teman-teman mempunyai niatan yang lain ketika ikutan melaksanakan ritual tsb, tujuan saya dan teman-teman ya cuma senang bisa cuci mata dan syukur kalau bisa senggol senggolan dengan cewek2 cantik maklum waktu itu pada masih bujangan.

MD

Kamis, 13 November 2008

KIRIMAN DARI SOLO

Tanpa di duga tiba-tiba ada kawan di Jakarta memberi info nomor Hp teman lama yang ada di Solo. Wah kebetulan sekali soalnya ini termasuk salah satu temen spesial juga.
Nama inisialnya SR ( maaf orangnya tidak mau di expose ). Teman satu kelas waktu Sekolah Dasar yaitu di SD Muhamadiyah I Solo. Setelah lulus SD kami kehilangan kontak maklum waktu itu Hp belum ada dan telp rumah masih jarang yang punya, ternyata dia melanjutkan di SMP negeri 2 sedang saya SMP negeri 4. Tiga tahun tidak ada khabar berita yang akhirnya kami ketemu di SMA namun sayang kami tidak satu kelas. Pertemanan kami waktu SMA tidak hangat karena saya tau dia sudah punya pacar sehingga saya harus mengambil jarak.
Setelah sekian puluh tahun tidak bertemu saya coba untuk menghubungi barangkali dia masih ingat saya. Was-was juga waktu saya menghubunginya ingat tidak ya.
Ternyata dia masih ingat bahkan kenangan waktu di SD tidak pernah dia lupakan.
Saya sangat bersyukur, dan yang paling saya syukuri dia selalu menawarkan makanan/panganan solo seperti waktu kami masih kecil. Ternyata banyak juga makanan yang sudah saya lupakan ketika dia menyebut satu persatu makanan khas. Nah akhirnya dia kirimkan makanan satu dus besar. Apa ya isinya ? ternyata ada Sagon, Satru, madu mongso, ampyang kambil, rengginang dsb. yang semua rasanya Maknyuuss.
Karena dikirimnya ke kantor maka sebagian besar makanan tersebut habis oleh teman2 kantor. Jadi unik ya orangnya sekian puluh tahun belum ketemu tapi maknanannya sudah sampai perut.

MD

Kamis, 09 Oktober 2008

KEMBALI KEPADA FITRAH

Pada bulan Syawal ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan, kekeliruan, kekhilafan baik yang disengaja maupun yang tidak, baik yang kecil maupun yang besar. Setelah satu bulan kita ( yang beragama Islam ) menunaikan ibadah puasa sekarang kita kembali kepada Fitrah sebagai manusia yang suci tanpa dosa sebagaimana bayi yang baru lahir. Kalau kita merasa menjadi suci kembali berarti kita percaya bahwa dosa kita sudah dihapus oleh Allah di bulan puasa yang lalu, lha kalau ternyata puasa kita tidak sempurna ? Apakah Allah menghapus semua dosa kita ? atau malah sebetulnya puasa kita tidak mendapat apa-apa selain lapar dan dahaga ? apakah kita menjadi kembali ke Fitrah ? Keinginan kita kembali kepada Fitrah kenyataannya masih berupa tanda tanya besar. Setiap kita menjalani suatu ujian, maka hasilnya bisa nilai 10 (sempurna) atau 9,8,7,...bahkan bisa 0. Bagaimana ujian di bulan Ramadhan yang lalu, berapa hasil nilai kita ? Jika kita diuji manusia maka hasilnya bisa kita tanyakan langsung dan nilainya bisa riil kita lihat. Kalau yang menguji Allah, bagaimana kita mengetahui hasilnya ? Alah tidak memeberi jawaban secara lisan atau paper list kepada kita apabila kita menanyakan hasil raport kita di bulan ramadhan. Lalu bagaimana ? Ternyata hasil raport kita di bulan puasa yang lalu bisa kita deteksi dengan perilaku kita di bulan syawal ini. Allah mengisyaratkan dengan jelah apa tujuan berpuasa, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Artinya kalau dulu kita belum bertaqwa atau kurang ketaqwaan kita maka setelah berpuasa kita menjadi bertaqwa, atau kalau dulu sudah bertaqwa maka setelah puasa menjadi meningkat ketaqwaan kita. Kita ingat bahwa "Syawal" berarti "Peningkatan" jadi bulan syawal ini adalah bulan peningkatan amal perbuatan baik kita. Bagaimana cirinya ? Apabila di bulan ramadhan kita sholat taraweh (qiyamullail) maka di bulan syawal ini kita teruskan untuk sholat qiyamullail (sholat malam), bentuknya bisa tahajud dsb.
Kalau di bulan puasa kita selalu sholat fardlu di masjid maka sekarang jangan sampai ketinggalan sholat fardlu berjamaah di masjid. Kalau di bulan puasa kita sering beramal maka sekarang tambahkan kebiasaan beramal kita. Kalau di bulan puasa kita tahan untuk tidak marah-marah, maka sekarang jangan kita umbar amarah kita, artinya kita harus lebih bersabar. Kalau di bulan puasa kita banyak baca Alquran maka sekarang kita tingkatkan bacaan kita.
Demikian kira-kira untuk mengetahui sukses tidaknya ujian kita di bulan puasa yang lalu. Kalau kita sekarang ini tidak ada peningkatan sebagamana yang saya sampaikan di atas atau malah terjadi penurunan, maka jangan harap kita kembali kepada fitrah karena ternyata nilai ibadah puasa kita o (nol) besar.

Kamis, 11 September 2008

PANGANAN KHAS SOLO

Lagi-lagi bulan Agustus yang lalu tidak sempat mengisi artikel di blog ini, biasa alasan pasti sibuk. Namun di akhir agustus saya sempat pulang ke Solo yah sekedar kangen makanan dan suasana di kota Solo. Tulisan ini pernah saya kirimkan ke www.kasmaji77.multiply.com. tentunya dalam bahasa yang sedikit berbeda namun pokok pembahasannya sama.
Pagi di kota Solo cukup dingin, tentunya dibandingkan dengan di Jabotabek, saya mencoba nglencer naik becak menuju Manahan untuk apalagi kalau bukan karena ingin memanjakan lidah. Diperjalanan saya melihat seorang pedagang kue yang menuliskan dagangannya dengan kata-kata : Jual Bolang-baling dan Cakue.
Saya geram membaca tulisan tersebut karena ngatanya yang dijual adalah Gembukan dan Janggelut. Kenapa pedagang tersebut merubah nama makanan yang sudah baku sejak dulu kala menjadi nama yang tidak populair di kota Solo. Apakah pedagangnya bukan orang Solo ? Apakah ia tidak kenal nama Gembukan dan Janggelut ? Apakah ia malu menyebut Gembukan dan Janggelut ? Saya geleng-geleng kepala dan tidak habis pikir. Dalam hati saya berkata kalau kapan-kapan lewat lagi di depan penjual itu, niscaya akan saya tegur. Rasa mangkel dalam hati akhirnya terobati ketika becak sudah sampei di Manahan. Wah baru saya tinggal satu tahun suasana sudah berubah (lebaran yang lalu kebetulan saya pulang Solo), sekarang lebih tertib dan nampaknya lebih banyak pedagang kaki limanya.
Tujuan pertama cari makanan cabuk rambak. Itu makanan paling saya suka waktu kecil. Kebetulan dapat yang rasanya pas uenak. Kemudian cari nasi pecel ndeso, lengkap dengan gembrotnya. Iseng-iseng saya nanya ke mbok yang jual pecel, dia bilang ya betul namanya gembrot. Wah syukur namanya tidak di rubah. Yah walaupun jelek namanya tapi rasanya hmmmm. Mau coba ? datanglah ke Solo.

Rabu, 23 Juli 2008

Bekas SMA Siji Lulus 1977 ( Kasmaji77 )

Suwe Ora Jamu, jamu Godong telo, Suwe Ora ketemu Ketemu Pisan Bungah Sedoyo.
Itu yang dialami rekan-rekan Alumni SMA 1 Margoyudan Solo Angkatan lulus 1977, yang beberapa hari lalu mengadakan Reuni di Dapur Sunda Pancoran Jakarta. Walaupun umur sudah setengah abad, tapi waktu kumpul kembali bagaikan masih duduk di bangku SMA. Jadi yang namanya guyonan, nyek-nyekan tidak berubah masih gayeng seperti ABG. Tersebutlah sebagai sponsor pertemuan adalah Adrianto, Edi Suprapto, Joeniarto dan Dewati. Lalu berita disebarkan ke seluruh pelosok tanah air dan wabil khusus yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Pas hari H nya berdatanganlah mereka yang menerima undangan reuni dan nampaknya ada yang dari Surabaya, Aceh dan Cilegon berkesempatan datang di Rumah Makan Dapur Sunda Pancoran. Waktu dihitung-hitung ternyata luarbiasa yang datang, jadi ada sekitar hampir 40 orang, mayoritas memang dari Jabodetabek. Kalo di data benar-benar barangkali 20 % lebih kasmaji ang 77 bermukim di Jakarta dan sekitarnya. Total personil angkatan 77 sekitar 7 kelas kali 35 jadi hampir 250 orang. Nah sekarang bisa kita bayangkan kalo ada yang sudah 30 tahun tidak ketemu, jadi waktu berjumpa pangling. Bahkan ada yang bisik-bisik kayaknya dulu saya tidak pernah kenal dia waktu di SMA, padahal yang bisik-bisik ini dikenal banget sama yang dirasani. Adalagi yang dulu teman di SD, tapi baru kemarin disadari bahwa temannya itu dulu di SD satu kelas, Adalagi yang dari SMA sampai sekarang wajah dan badannya tidak berubah jadi tetap seperti ABG beneran. Dan masih banyak cerita-cerita seputar pertemuan itu yang pokoknya bener-bener gayeng dan menakjubkan. Lalu kapan kita mau ketemuan lagi ? Sepakat habis lebaran H+3 kita semua kumpul di Solo. Mudah-mudahan pertemuan nanti bisa terlaksana dan berjalan dengan sukses Amien.

Seorang Kasmaji77

Jumat, 20 Juni 2008

SAMBUNG LAGI

Sudah lebih dari 2 (dua) bulan saya tidak sempat buka blog ini ya maklum dengan alasan klasik sibuk dipekerjaan. Banyak juga temen-temen yang nanyain lewat telphone dan sms kenapa gak ada artikel baru di blog Surokarto ini. Saya jawab saya belum konsentrasi untuk mengelolanya lagi, karena pekerjaan yang saya tangani sedang memerlukan banyak waktu dan tenaga jadi tiap hari sehabis pekerjaan selesai acaranya istirahat tidur. Sekarang pekerjan sudah agak longgar nah kesempatan untuk buka-buka internet, sambil ingat-ingat ada peristiwa apa ya baru-baru ini disekitar saya. Wah iya kebetulan adik saya baru saja beli seperangkat gamelan dari Solo, nah kalo sudah beli, acaranya ya undang sodara-sodara untuk memainkan alat tersebut maklumlah kalo ditabuh sendiri ya nggak lucu, nggak seru, nggak laras dan nggak gayeng. Gayung bersambut, sodara-sodara mau pada ikut nabuh tapi celakanya mereka belum bisa nabuh gamelan, termasuk yang punya gamelan. Jadi cuma saya sendiri yang bisa itupun tidak semua alat, jadi hanya alat tertentu saja dan saya tidak bisa ngajarin mereka karena nggak punya not lagu-lagu atau gending. Jadilah semuanya bingung. Lalu bagaimana solusinya? Tentunya anda semua bisa nebak, cari guru, dimana ? gampang cari di Taman Mini Indonesia Indah Anjungan Jateng. Ketemulah kami dengan bapak Suroto pengajar karawitan.

Klop hari sabtu janjian Karawitan di rumah dimas Iwan, alfa Indah Joglo.
Pertama kali di beri pelajaran "Lancaran", syukur karena serius sebentar saja sudah pada bisa mengikuti, tidak sulit kah ? no no no. Memang untuk basic kita harus nabuh yang gampang gampang dulu. Bagaimana sabtu depan ? Dimas Iwan minta pak Suroto nyiapin Langgam Nyidam Sari. Lho lho gurunya kaget. Nanti kalo sudah satu tahun baru dikasih pelajaran Langgam. Kata pak Suroto. Rupanya itu pelajaran tingkatan "Advance" Tapi karena pesan sponsornya harus demikian ya sang guru jadi mengalah. Nah sabtu berikutnya pak Suroto menepati janji memberikan pelajaran Langgam Nyidam Sari. Awal-awalnya kita tertatih tatih menabuh gamelannya, tapi lama-lama mulai sedikit-sedikit lancar juga. Yang paling sulit menabuh gendangnya, dan yang paling gampang menabuh gong karena nabuhnya cuma sekali sekali saja. Dimas Maing bagian nabuh gong. Sambil nunggu saat memukul gong, dimas Maing keplokan ( tepuk tangan berirama), nah kalau sudah begini biasanya sering lupa memukul gongnya atau terlambat memukul. Kalau gong tidak bunyi (lupa mukul), semuanya pada Huuuuu...
Jadi resiko penabuh gong, kalau salah ketahuan banget.

Begitulah kegiatan karawitan di rumah dimas Iwan idep-idep melestarikan budaya bangsa supaya tidak asing buat kita khususnya suku Jawa. Monggo kalau ada yang minat ikut bergabung latihan karawitan baik yang sudah bisa maupun yang belum bisa tapi ada minat untuk bisa, dipersilahkan menghubungi kami. Kita pantas kagum terhadap leluhur-leluhur kita yang sudah bisa menciptakan / menemukan irama yang sangat harmonis lewat logam-logam yang dibentuk sedemikian rupa, apabila disentuh dengan alat pemukul yang dilapis kain dan kulit bisa mengeluarkan bunyi yang mengalun indah, serasi, bisa lemah lembut, bisa berwibawa dan bisa bersemangat ini sungguh sungguh menakjubkan. Monggo silahkan dibuktikan sendiri.


Salam.

Minggu, 30 Maret 2008

Bapak Sukamdani Priyayi Solo

Saya secara pribadi di bulan Maret ini ngaturaken selamat ulang tahun mugi-mugi Allah senantiasa memberikan barokah, kesehatan dan panjang umur.
Saya yakin beliau tidak kenal saya dan tidak tau siapa saya, yang jelas saya tau beliau karena beliau memang sudah dikenal banyak orang.
Dari dulu saya bangga terhadap beliau bukan hanya karena sama-sama pernah hidup di kota Solo, tapi karena beliau seorang pengusaha yang sukses dibidang perhotelan, pendidikan dan lain lain yang mana bisa memberikan motifasi bagi warga Solo yang berjiwa interpreneur untuk gigih berwiraswasta atau wirausaha. Sebagai priyayi berdarah biru, bapak Sukamdani tentunya sangat berbeda dengan yang lain. Biasanya "Ndoro" (darah biru)itu kalau bekerja lebih senang sebagai pegawai negeri, baik di sipil maupun militer.
Kalau ada ndoro jadi bakul / pedagang itu nyleneh. Paling banter kalo dagang itu ya bikin dan jualan batik. Apalagi ndoro kok jadi seniman / mbarang, wah itu sangat nyleneh, contohnya mas Jodhi itu, tapi karena beliau beliau itu sukses dibidangnya ya orang jadi kagum dan mengacungkan jempol.

Kembali ke bapak Sukamdani yang punya Hotel Sahid tersebar di Nusantara, tentunya kita bertanya-tanya bagaimana ya ngaturnya. Selama ini semua hotel tersebut tetap eksis jadi pasti masih menguntungkan. Yang saya salud putra-putri beliau semuanya juga sukses berwiraswasta mengikuti jejak ayahandanya.
Namun manusia itu memang tidak sempurna, sebegitu banyak kesuksesan dan prestasi atas wirausahanya, ada saja kekilafan entah itu disengaja atau tidak di sengaja.
Ceritanya begini, saya kebetulan ngobrol sama suplayer yang memasok bahan-bahan untuk keperluan Hotel Sahid di Jakarta. Sang teman ini sudah bertahun tahun jadi rekanan Hotel tersebut. Kalau dibilang loyal teman ini sangat loyal artinya setiap sahid punya keperluan apapun dia bisa menyediakan. Bahkan pernah dalam kondisi yang sangat mendesak suplayer lain tidak bisa menyediakan barang/bahan yang dibutuhkan, teman saya ini mampu menyediakan tepat waktunya. Nah yang dia keluhkan adalah timbal-balik mengenai pembayarannya. Sebagai pengusaha kecil dengan modal yang tentunya relatif tidak besar, terlambatnya pembayaran tentunya membuat dia kalang kabut.
Hotel Sahid buka tiap hari, dan dia juga tiap hari harus memasok bahan-bahan yang diperlukan, jadi keterlambatan pembayaran satu bulan saja akan menguras tabungannya untuk nambah modal. Itu kalau satu bulan lha saya ada tagihan yang sudah berbulan bulan belum dibayar kata teman saya itu. Ah masak sih kata saya. Kamu jangan bikin fitnah lho ya, saya menggertak sambil tidak percaya. Nanti saya tunjukkan tagihan saya dan jangan kaget kalo ada tagihan tahun yang lalu, katanya.
Saya berfikir kalau ini benar, pastilah ini bukan kebijakan bapak Sukamdani yang saya kagumi. Dan juga bukan kebijakan Putrinya. Lalu kebijakan siapa ?

Kepada bapak Sukamdani saya mohon maaf kalau temen saya ini membuat isu yang nggak bener, namun toh kita perlu saling cek & recek, saya cek faktur tagihan temen saya dan Bapak kalau ada waktu cek ke bawah. Lho kok saya jadi kurang ajar perintah-perintah ke Beliau, gara-gara temen saya ini tapi yang jelas temen saya tidak tau kalau masalah dia saya tulis di blog ini. Dan belum tentu juga info ini sampai ke beliau bapak Sukamdani. Yah saya cuma kasihan saja karena menurutnya, beberapa hari yang lalu dia tidak masok barang karena kehabisan uang sedang pinjaman uang ketempat lain sudah menumpuk tentunya demi memasok barang / bahan-bahan ke Hotel Sahid namun pembayaran belum juga muncul. Temen saya ini tidak pernah protes, dia selalu nrimo dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa karena ya cuma memasok bahan-bahan ke Hotel Sahid Jakarta inilah lahan kehidupannya, tidak ada pekerjaan lain. Waduh.

MD

Kamis, 14 Februari 2008

Benny

SAHABAT LAMA

Saya punya teman sekolah waktu SMP yang bernama Benny. Seingat saya nama aslinya adalah Beni Purwadi tinggal di kampung Jebres Solo. Waktu SMP memang kami punya temen deket beberapa anak begitu, dan salah satu diantaranya dia. Pengalaman bersama Beni sangat banyak. Dia ini waktu SMP sudah dipercaya orangtuanya untuk bawa motor, dalam bahasa Jawa namanya PIT MOTOR atau Sepeda Motor. Waktu itu yang dia punya merknya DKW.
Nah kalau mau mengendarai, pedal harus digenjot dulu kayak naik sepeda gitu, baru nanti mesin bisa hidup. Tetapi sehari harinya kami semua termasuk Beni kemana mana naik sepeda.

Dia orangnya pandai bercerita, dan kalau bercerita sangat meyakinkan sehingga orang hampir tidak bisa membedakan ceritanya beneran atau hanya khayalan.
Pernah suat hari Beni mengajak kami untuk main Hypnotis. Nampaknya Dia sudah menguasai ilmu itu, tentunya dari cerita dia sendiri yang sangat meyakinkan. Kemudian dia mengajak kami ke suatu tempat untuk diajari ilmu hypnotis tersebut. Beberapa teman tidak mempercayainya, namun ada beberapa yang percaya termasuk saya , yah rasanya dia itu mumpuni dibidang itu.
Jadilah kami yang mau belajar ini janjian di suatu tempat yang sudah disepakati yaitu di daerah Banjarsari untuk kumpul bersama. Namun sebelumnya, masing-masing yang mau ikut harus setor uang dulu ini untuk persyaratan membeli ugorampe yg diperlukan buat belajar hypnotis.

Dikeheningan malam dibawah pohon sawo yang angker di samping Kantor Pos Banjarsari,kami berempat dilatih main hypnotis.
Dengan sebuah lilin dihadapan kami, mulailah kami belajar olah nafas.
Latihan tersebut tidak mudah, sehingga kami harus melakukannya berulang ulang berhari hari.
Setiap hari kami latihan, ya harus setor uang dulu ke Beni.
Tibalah kemudian kami diberi rahasia Mantera cara menidurkan orang.
Nah manteranya seperti ini ( maaf hanya anda yang saya kasih tau, rahasia..dan jangan sekali-kalipun dipraktekan ok ) :
"Pandanglah mata kiriku, kuambil segala kekuatanmu, engkau akan lelap, lelap tak berdaya karena sihirku, tidurlah jangan kau tahan, tidurlah jangan kau tahan.."
Saya sampai sekarang masih hafal mantera itu.
Kemudian tiba saatnya uji coba. Seorang teman Beni diajaknya menemui kita berempat.
Lalu satu persatu kami menguji ilmu hypnoyis itu. Tapi sebelumnya seperti biasa kita setor dulu uang ke Beni, nah yang ini agak gedean dikit soalnya kita harus ngasih temen Beni yang dipakai sebagai kelinci percobaan tsb.
Gile bener ternyata sukses, orang itu langsung tertidur setelah mantera habis kami baca.
Uji coba tidak hanya sekali, syarat harus beberapa kali maka Beni bawa teman berganti ganti dan semuanya sukses kami tidurkan.
Setelah uji coba selesai, tiba saatnya praktek keluar. Pertama teman teman sekolah kami tawarin untuk dihypnotis. Ada yang mau ada yang tidak karena takut. Dari beberapa kawan yang kami hypnotis, tak satupun yang tertidur. Tetapi ada satu orang teman yang menyatakan dia benar merasa mengantuk tapi nggak sampe tertidur.
Saya coba praktek ke sodara ternyata gagal total malah mereka ketawa-ketawa.
Dan itu ternyata dialami oleh kawan kawan yang lain. Gagal semuanya.
Akhirnya diam diam kami sepakat untuk mencari kawan Beni yang dulu bisa kami hypnotis.
Syukur ketemu dan langsung kami tanya bagaimana rasanya waktu kami hypnotis.
Beberapa orang yang kami jadikan kelinci percobaan mengaku memang mereka tidak sadar waktu kami hypnotis dan mereka melakukan gerakan-gerakan yang kami suruhpun tanpa dia sadari. Hanya ada satu orang yang jujur mengaku bahwa apa yang dia lakukan adalah hanya pura-pura, jadi pura-pura tertidur terus pura pura ngikuti perintah kita padahal dia sebetulnya masih sadar. Lalu kenapa harus berpura pura? Jawabnya itu semua karena di suruh Beni.
Nah ketauan sudah nakalannya si Beni.
Akhirnya kami semua protes ke Beni tapi toh dia tidak mengaku karena menurutnya apa yang dia ajarkan tidak bohong. Akhirnya kami jadi ragu apa kami yang tidak bisa menguasai ilmunya, atau dia yang hanya main-main. Maklum kami kan semua masih anak-anak.
Tapi ada salah satu temen yang ngotot minta semua uangnya dikembalikan.
Mana mungkin orang nasi sudah jadi bubur.
Nah itulah salah satu pengalaman bersama Beni Purwadi.
Setelah lulus SMP kami masih sempat satu SMA bersama nya, tapi hanya setahun. Setelah itu dia menghilang entah kemana.

jbg.

Kamis, 17 Januari 2008

KANGEN KOTA KELAHIRAN

Sewaktu masih kecil, saya sungguh menikmati hidup di kota Solo dengan segala budayanya, makanannya, suasana kotanya dan semuanya, yang nampaknya kenangan itu tetap melekat di benak saya sampai sekarang. Ketika saya sekarang sudah berkeluarga dan tinggal di Bekasi ini kerinduan untuk pulang ke Solo selalu ada, walaupun di sana sudah tidak ada orang tua namun masih ada rumah peninggalan yang dijadikan tujuan kalau saya dan keluarga besar pulang ke Solo. Barangkali bagi anda semua yang pernah tinggal di Solo dan sekarang bertempat tinggal jauh, tentu juga merasakan hal seperti yang saya rasakan ini.

Sebetulnya kenangan saya tidak hanya di kota Solo, tapi jajahan bermain saya sampai seluruh ex karisedenan Surakarta. Yang meliputi diantaranya Karang Anyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Wonogiri. Waktu dulu banyak teman-teman yang berasal dari daerah tersebut apabila ditanya tempat tinggalnya sering mengaku dari Solo, kalau ditanya lagi Solonya dimana baru ngaku Sragen, Wonogiri dsb. Waktu itu mungkin teman-teman ini khawatir kalau yang bertanya tidak tau daerahnya karena dirasa belum terkenal. Tetapi sekarang setelah zaman reformasi mereka sudah mulai langsung menjawab kotanya sendiri. Tetapi masih ada juga yang menjawab dari Surakarta.

Solo dan sekitarnya atau Surakarta atau Surokarto adalah kota sejarah, kota dengan 2 (dua) kerajaan (Kasunanan & Mangkunegaran ), kota pelajar, kota 1000 makanan yang uenak-uenak, kota yang nggak pernah tidur, kota seni budaya dan masih banyak sebutan-sebutan yang lain, yang sangat disayangkan apabila anda tidak ingin pulang ke sana atau belum pernah sampai di sana.


Salam