Kamis, 09 Oktober 2008

KEMBALI KEPADA FITRAH

Pada bulan Syawal ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan, kekeliruan, kekhilafan baik yang disengaja maupun yang tidak, baik yang kecil maupun yang besar. Setelah satu bulan kita ( yang beragama Islam ) menunaikan ibadah puasa sekarang kita kembali kepada Fitrah sebagai manusia yang suci tanpa dosa sebagaimana bayi yang baru lahir. Kalau kita merasa menjadi suci kembali berarti kita percaya bahwa dosa kita sudah dihapus oleh Allah di bulan puasa yang lalu, lha kalau ternyata puasa kita tidak sempurna ? Apakah Allah menghapus semua dosa kita ? atau malah sebetulnya puasa kita tidak mendapat apa-apa selain lapar dan dahaga ? apakah kita menjadi kembali ke Fitrah ? Keinginan kita kembali kepada Fitrah kenyataannya masih berupa tanda tanya besar. Setiap kita menjalani suatu ujian, maka hasilnya bisa nilai 10 (sempurna) atau 9,8,7,...bahkan bisa 0. Bagaimana ujian di bulan Ramadhan yang lalu, berapa hasil nilai kita ? Jika kita diuji manusia maka hasilnya bisa kita tanyakan langsung dan nilainya bisa riil kita lihat. Kalau yang menguji Allah, bagaimana kita mengetahui hasilnya ? Alah tidak memeberi jawaban secara lisan atau paper list kepada kita apabila kita menanyakan hasil raport kita di bulan ramadhan. Lalu bagaimana ? Ternyata hasil raport kita di bulan puasa yang lalu bisa kita deteksi dengan perilaku kita di bulan syawal ini. Allah mengisyaratkan dengan jelah apa tujuan berpuasa, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Artinya kalau dulu kita belum bertaqwa atau kurang ketaqwaan kita maka setelah berpuasa kita menjadi bertaqwa, atau kalau dulu sudah bertaqwa maka setelah puasa menjadi meningkat ketaqwaan kita. Kita ingat bahwa "Syawal" berarti "Peningkatan" jadi bulan syawal ini adalah bulan peningkatan amal perbuatan baik kita. Bagaimana cirinya ? Apabila di bulan ramadhan kita sholat taraweh (qiyamullail) maka di bulan syawal ini kita teruskan untuk sholat qiyamullail (sholat malam), bentuknya bisa tahajud dsb.
Kalau di bulan puasa kita selalu sholat fardlu di masjid maka sekarang jangan sampai ketinggalan sholat fardlu berjamaah di masjid. Kalau di bulan puasa kita sering beramal maka sekarang tambahkan kebiasaan beramal kita. Kalau di bulan puasa kita tahan untuk tidak marah-marah, maka sekarang jangan kita umbar amarah kita, artinya kita harus lebih bersabar. Kalau di bulan puasa kita banyak baca Alquran maka sekarang kita tingkatkan bacaan kita.
Demikian kira-kira untuk mengetahui sukses tidaknya ujian kita di bulan puasa yang lalu. Kalau kita sekarang ini tidak ada peningkatan sebagamana yang saya sampaikan di atas atau malah terjadi penurunan, maka jangan harap kita kembali kepada fitrah karena ternyata nilai ibadah puasa kita o (nol) besar.