Jumat, 20 Juni 2008

SAMBUNG LAGI

Sudah lebih dari 2 (dua) bulan saya tidak sempat buka blog ini ya maklum dengan alasan klasik sibuk dipekerjaan. Banyak juga temen-temen yang nanyain lewat telphone dan sms kenapa gak ada artikel baru di blog Surokarto ini. Saya jawab saya belum konsentrasi untuk mengelolanya lagi, karena pekerjaan yang saya tangani sedang memerlukan banyak waktu dan tenaga jadi tiap hari sehabis pekerjaan selesai acaranya istirahat tidur. Sekarang pekerjan sudah agak longgar nah kesempatan untuk buka-buka internet, sambil ingat-ingat ada peristiwa apa ya baru-baru ini disekitar saya. Wah iya kebetulan adik saya baru saja beli seperangkat gamelan dari Solo, nah kalo sudah beli, acaranya ya undang sodara-sodara untuk memainkan alat tersebut maklumlah kalo ditabuh sendiri ya nggak lucu, nggak seru, nggak laras dan nggak gayeng. Gayung bersambut, sodara-sodara mau pada ikut nabuh tapi celakanya mereka belum bisa nabuh gamelan, termasuk yang punya gamelan. Jadi cuma saya sendiri yang bisa itupun tidak semua alat, jadi hanya alat tertentu saja dan saya tidak bisa ngajarin mereka karena nggak punya not lagu-lagu atau gending. Jadilah semuanya bingung. Lalu bagaimana solusinya? Tentunya anda semua bisa nebak, cari guru, dimana ? gampang cari di Taman Mini Indonesia Indah Anjungan Jateng. Ketemulah kami dengan bapak Suroto pengajar karawitan.

Klop hari sabtu janjian Karawitan di rumah dimas Iwan, alfa Indah Joglo.
Pertama kali di beri pelajaran "Lancaran", syukur karena serius sebentar saja sudah pada bisa mengikuti, tidak sulit kah ? no no no. Memang untuk basic kita harus nabuh yang gampang gampang dulu. Bagaimana sabtu depan ? Dimas Iwan minta pak Suroto nyiapin Langgam Nyidam Sari. Lho lho gurunya kaget. Nanti kalo sudah satu tahun baru dikasih pelajaran Langgam. Kata pak Suroto. Rupanya itu pelajaran tingkatan "Advance" Tapi karena pesan sponsornya harus demikian ya sang guru jadi mengalah. Nah sabtu berikutnya pak Suroto menepati janji memberikan pelajaran Langgam Nyidam Sari. Awal-awalnya kita tertatih tatih menabuh gamelannya, tapi lama-lama mulai sedikit-sedikit lancar juga. Yang paling sulit menabuh gendangnya, dan yang paling gampang menabuh gong karena nabuhnya cuma sekali sekali saja. Dimas Maing bagian nabuh gong. Sambil nunggu saat memukul gong, dimas Maing keplokan ( tepuk tangan berirama), nah kalau sudah begini biasanya sering lupa memukul gongnya atau terlambat memukul. Kalau gong tidak bunyi (lupa mukul), semuanya pada Huuuuu...
Jadi resiko penabuh gong, kalau salah ketahuan banget.

Begitulah kegiatan karawitan di rumah dimas Iwan idep-idep melestarikan budaya bangsa supaya tidak asing buat kita khususnya suku Jawa. Monggo kalau ada yang minat ikut bergabung latihan karawitan baik yang sudah bisa maupun yang belum bisa tapi ada minat untuk bisa, dipersilahkan menghubungi kami. Kita pantas kagum terhadap leluhur-leluhur kita yang sudah bisa menciptakan / menemukan irama yang sangat harmonis lewat logam-logam yang dibentuk sedemikian rupa, apabila disentuh dengan alat pemukul yang dilapis kain dan kulit bisa mengeluarkan bunyi yang mengalun indah, serasi, bisa lemah lembut, bisa berwibawa dan bisa bersemangat ini sungguh sungguh menakjubkan. Monggo silahkan dibuktikan sendiri.


Salam.