Kamis, 11 September 2008

PANGANAN KHAS SOLO

Lagi-lagi bulan Agustus yang lalu tidak sempat mengisi artikel di blog ini, biasa alasan pasti sibuk. Namun di akhir agustus saya sempat pulang ke Solo yah sekedar kangen makanan dan suasana di kota Solo. Tulisan ini pernah saya kirimkan ke www.kasmaji77.multiply.com. tentunya dalam bahasa yang sedikit berbeda namun pokok pembahasannya sama.
Pagi di kota Solo cukup dingin, tentunya dibandingkan dengan di Jabotabek, saya mencoba nglencer naik becak menuju Manahan untuk apalagi kalau bukan karena ingin memanjakan lidah. Diperjalanan saya melihat seorang pedagang kue yang menuliskan dagangannya dengan kata-kata : Jual Bolang-baling dan Cakue.
Saya geram membaca tulisan tersebut karena ngatanya yang dijual adalah Gembukan dan Janggelut. Kenapa pedagang tersebut merubah nama makanan yang sudah baku sejak dulu kala menjadi nama yang tidak populair di kota Solo. Apakah pedagangnya bukan orang Solo ? Apakah ia tidak kenal nama Gembukan dan Janggelut ? Apakah ia malu menyebut Gembukan dan Janggelut ? Saya geleng-geleng kepala dan tidak habis pikir. Dalam hati saya berkata kalau kapan-kapan lewat lagi di depan penjual itu, niscaya akan saya tegur. Rasa mangkel dalam hati akhirnya terobati ketika becak sudah sampei di Manahan. Wah baru saya tinggal satu tahun suasana sudah berubah (lebaran yang lalu kebetulan saya pulang Solo), sekarang lebih tertib dan nampaknya lebih banyak pedagang kaki limanya.
Tujuan pertama cari makanan cabuk rambak. Itu makanan paling saya suka waktu kecil. Kebetulan dapat yang rasanya pas uenak. Kemudian cari nasi pecel ndeso, lengkap dengan gembrotnya. Iseng-iseng saya nanya ke mbok yang jual pecel, dia bilang ya betul namanya gembrot. Wah syukur namanya tidak di rubah. Yah walaupun jelek namanya tapi rasanya hmmmm. Mau coba ? datanglah ke Solo.